
https://natasya.web.id/ – Masalah berlarut-larut yang dialami pada MotoGP 2025 kian menyudutkan pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia. Dia harus serius berbenah dari dirinya sendiri.
Situasi yang dialami Francesco Bagnaia makin mengenaskan setelah balapan Sprint MotoGP Inggris di Sirkuit Silverstone, Northamptonshire, Inggris, Sabtu (24/5/2025).
Balapan sprint dari seri keenam itu menegaskan kemunduran lebih jauh yang dialami Bagnaia yang finis di posisi keenam.
Setelah kalah dari Marc Marquez selaku rekan setim anyar dan kemudian Alex Marquez (BK8 Gresini Racing) yang notabene pembalap tim satelit Ducati, Bagnaia kian jauh dari posisi pertama.
Teror pun dialaminya dari pabrikan lain yang seharusnya dikalahkan seperti Yamaha melalui hattrick pole positon Fabio Quartararo di kualifikasi hingga Johann Zarco (Castrol Honda LCR) kemarin.
Masalah Bagnaia masih sama yaitu tidak dapat merasakan bagian depan motornya. Padahal di situlah letak kekuatannya dalam beberapa tahun terakhir.
Bagnaia mengerem dengan menekan bagian depan motornya dalam-dalam sambil menyapu bagian belakang menuju tikungan untuk meluncur secepat mungkin.
Masalahnya makin parah saat Sprint MotoGP Inggris.
Juara MotoGP dua kali itu sering melebar di tikungan sehingga harus menggunakan ban belakang lebih banyak dalam akselerasi dan akhirnya keteteran sendiri di pengujung lomba.
“Saya beri kalian sebuah contoh, untuk pertama kalinya musim ini, saya tidak bisa memahami apakah saya memakai ban lunak atau ban keras di depan,” ucapnya, dilansir dari Crash.net.
“Padahal keduanya adalah hal yang sangat berbeda, dan bagi saya, sama saja saat mengendarai motornya. Sekarang inilah situasinya.”
Bagnaia sebenarnya sudah mencoba menerima realita bahwa sensasi yang diandalkannya dari motor Ducati Desmosedici GP itu tidak ada lagi.
Secercah harapan akhirnya muncul ketika Marc Marquez mengalami kesulitan pada Sprint MotoGP Inggris kendati si Alien setidaknya dapat mengamankan posisi kedua.
Bagnaia membeberkan bahwa Marquez akhirnya merasakan feeling yang sama pada motor baru Ducati dalam pertemuan dengan tim kemarin. Artinya, masalah yang sama.
Hanya saja, Marquez mengambil pandangan yang berbeda tentang cara untuk mengatasinya.
“Ketika kita mencoba banyak setelan dan tidak merasa nyaman, itu berarti kitalah masalahnya,” tukas Juara MotoGP enam kali tersebut.
“Motornya bukan masalahnya, karena ini adalah sesuatu yang keliru dipahami oleh beberapa pembalap.”
“Saat kita mencoba tiga, empat setelan yang berbeda dan masalahnya masih ada, itu artinya kita lah yang jadi masalah, bukan motornya.”
“Jadi untuk besok saya perlu memperbaiki gaya berkendara saya,” tandasnya.
Marquez bukan orang pertama yang menunjukkan solusi untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri dalam masalah yang dihadapi Bagnaia.
Pada seri keempat MotoGP Qatar bulan lalu, Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, memberi pesan bahwa Bagnaia harus mulai mengendalikan masalah.
“Pecco harus berpikir bahwa dia adalah seorang juara, dia harus mengendalikan masalahnya,” ucap Tardozzi kepada TNT Sports.
“Satu hal yang harus kami benahi dengannya adalah jangan memikirkan masalahnya, tetapi kendalikan masalahnya. Motornya memiliki kelebihan-kelebihan yang sangat baik… jadi gunakanlah.”
Tardozzi mengulangi kalimatnya setelah balapan terakhir di Prancis.
Manajer yang terkenal karena selebrasi hebohnya itu meminta Bagnaia lebih percaya dengan potensi dalam dirinya ketika persaingan meningkat lebih jauh dari ekspektasinya.
Bagaimana pun, kemunduran yang dialami tidak normal jika mempertimbangkan fakta bahwa dirinya adalah pembalap paling dominan dalam tiga musim terakhir.
Kegagalannya mencetak hattrick gelar pada musim lalu pun lebih karena deretan kesalahan sendiri yang menutupi catatan impresif 11 kemenangan dalam 20 balapan.
“Sebagai tim kami berusaha keras untuk mengembalikan kepercayaan dirinya,” tukas Tardozzi, dikutip dari GPone.com.
“Dia selalu menjadi yang terkuat dalam pengereman dan entri tikungan. Kami punya data di tangan dan tahu di mana dia tampil cepat.”
“Kalau dia tampil kompetitif lagi di fase-fase itu, maka dia bisa bersaing dengan Marc,” pungkasnya.